Pages

Selasa, 04 Desember 2012

TEKNOLOGI TEPAT GUNA BUDIDAYA IKAN PATIN( Pangasius pangasius )


  
TEKNOLOGI TEPAT GUNA
BUDIDAYA  IKAN  PATIN( Pangasius pangasius )

1.         SEJARAH SINGKATI
Ikan patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan panjang berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Ikan patin dikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang tinggi. Hal inilah yang menyebabkan ikan patinmendapat perhatian dan diminati oleh para pengusaha untuk membudidayakannya. Ikan inicukup responsif terhadap pemberian makanan tambahan. Pada pembudidayaan, dalam usia enam bulan ikan patin bisa mencapai panjang 35-40 cm. Sebagai keluarga Pangasidae, ikan ini tidak membutuhkan perairan yang mengalir untuk “membongsorkan“ tubuhnya. Pada perairan yang tidak mengalir dengan kandungan oksigen rendahpun sudah memenuhi syarat untuk membesarkan ikan ini. Ikan patin berbadan panjang untuk ukuran ikan tawar lokal, warna putihseperti perak, punggung berwarna kebiru-biruan. Kepala ikan patin relatif kecil, mulut terletak diujung kepala agak di sebelah bawah (merupakan ciri khas golongan catfish). Pada sudutmulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba.

2.         SENTRA PERIKANAN
Penangkaran ikan patin banyak terdapat di Lampung, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Kalimantan.


3.         JENIS
Klasifikasi ikan patin adalah sebagai berikut:
Ordo : Ostarioplaysi.
Subordo : Siluriodea.
Famili : Pangasidae.
Genus : Pangasius.
Spesies : Pangasius pangasius Ham. Buch.
Kerabat patin di Indonesia terdapat cukup banyak, diantaranya:
1.Pangasius polyuranodo (ikan juaro)
2.Pangasius macronema
3.Pangasius micronemus
4.Pangasius nasutus
5.Pangasius nieuwenhuisii

4.     MANFAAT                             
1.Sebagai sumber penyediaan protein hewani.
2.Sebagai ikan hias.




5.     PERSYARATAN LOKASI
1.Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak  berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
2.Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
3.Apabila pembesaran patin dilakukan dengan jala apung yang dipasang disungai makalokasi yang tepat yaitu sungai yang berarus lambat.
4.Kualitas air untuk pemeliharaan ikan patin harus bersih, tidak terlalu keruhdan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kualitas air harusdiperhatikan, untuk menghindari timbulnya jamur, maka perlu ditambahkan larutan penghambat pertumbuhan jamur (Emolin atau Blitzich dengan dosis 0,05 cc/liter)
5.   Suhu air yang baik pada saat penetasan telur menjadi larva di akuarium adalah antara 26– 28 derajat C. Pada daerah-daerah yang suhu airnya relatif rendah diperlukan heater (pemanas) untuk mencapai suhu optimal yang relatif stabil.
6.   Keasaman air berkisar antara: 6,5–7.

6.         PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Budidaya ikan patin meliputi beberapa kegiatan, secara garis besar dibagi menjadi 2 kegiatanyaitu pembenihan dan pembesaran. Kedua jenis kegiatan ini umumnya belum populer dilakukanoleh masyarakat, karena umumnya masih mengandalkan kegiatan penangkapan di alam (sungai,situ, waduk, dan lain-lain) untuk memenuhi kebutuhan akan ikan patin. Kegiatan pembenihanmerupakan upaya untuk menghasilkan benih pada ukuran tertentu. Produk akhirnya berupa benih berukuran tertentu, yang umumnya adalah benih selepas masa pendederan. Benih ikan patindapat diperoleh dari hasil tangkapan di perairan umum. Biasanya menjelang musim kemarau pada pagi hari dengan menggunakan alat tangkap jala atau jaring. Benih dapat juga dibeli dariBalai Pemeliharaan Air Tawar di Jawa Barat. Benih dikumpulkan dalam suatu wadah, dandirawat dengan hati-hati selama 2 minggu. Jika air dalam penampungan sudah kotor, harussegera diganti dengan air bersih, dan usahakan terhindar dari sengatan matahari. Sebelum benihditebar, dipelihara dulu dalam jaring selama 1 bulan, selanjutnya dipindahkan ke dalam hampangyang sudah disiapkan. Secara garis besar usaha pembenihan ikan patin meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1.Pemilihan calon induk siap pijah.
2.Persiapan hormon perangsang/kelenjar hipofise dari ikan donor,yaitu ikan mas.
3.Kawin suntik (induce breeding).
4.Pengurutan (striping).
5.Penetasan telur.
6.Perawatan larva.
7.Pendederan.
8.Pemanenan.
Pada usaha budidaya yang semakin berkembang, tempat pembenihan dan pembesaran sering kalidipisahkan dengan jarak yang agak jauh. Pemindahan benih dari tempat pembenihan ke tempat pembesaran memerlukan penanganan khusus agar benih selamat. Keberhasilan transportasi benihikan biasanya sangat erat kaitannya dengan kondisi fisik maupun kimia air, terutamamenyangkut oksigen terlarut, NH3, CO2 , pH, dan suhu air.

1.  Penyiapan Sarana dan Peralatan
Lokasi kolam dicari yang dekat dengan sumber air dan bebas banjir. Kolam dibangun dilahan yang landai dengan kemiringan 2–5% sehingga memudahkan pengairan kolamsecara gravitasi.

1.  Kolam pemeliharaan induk 
Luas kolam tergantung jumlah induk dan intensitas pengelolaannya. Sebagaicontoh untuk 100 kg induk memerlukan kolam seluas 500 meter persegi bilahanya mengandalkan pakan alami dan dedak. Sedangkan bila diberi pakan pelet,maka untuk 100 kg induk memerlukan luas 150-200 meter persegi saja. Bentukangan, untuk menjamin agar dasar kolam dapatdikeringkan. Pintu pemasukan bisa dengan pralon dan pengeluarannya bisa jugamemakai pralon (kalau ukuran kolam kecil) atau pintu monik. Bentuk kolam penetasan pada dasarnya sama dengan kolam pemijahan dan seringkali juga untuk  penetasan menggunakan kolam pemijahan. Pada kolam penetasan diusahakanagar air yang masuk dapat menyebar ke daerah yang ada telurnya.

2. Kolam pendederan
Bentuk kolam pendederan yang baik adalah segi empat. Untuk kegiatan pendederan ini biasanya ada beberapa kolam yaitu pendederan pertama denganluas 25-500 m 2 dan pendederan lanjutan 500-1000 m 2 per petak. Pemasukan air  bisa dengan pralon dan pengeluaran/ pembuangan dengan pintu berbentuk monik.Dasar kolam dibuatkan kemalir (saluran dasar) dan di dekat pintu pengeluarandibuat kubangan. Fungsi kemalir adalah tempat berkumpulnya benih saat panendan kubangan untuk memudahkan penangkapan benih. dasar kolam dibuat miringke arah pembuangan. Petak tambahan air yang mempunyai kekeruhan tinggi (air sungai) maka perlu dibuat bak pengendapan dan bak penyaringan.

2.Pembibitan
1. Menyiapkan Bibit
Bibit yang hendak dipijahkan bisa berasal dari hasil pemeliharaan dikolam sejak kecil atau hasil tangkapan dialam ketika musim pemijahan tiba. Induk yang idealadalah dari kawanan patin dewasa hasil pembesaran dikolam sehingga dapatdipilihkan induk yang benar-benar berkualitas baik.

2.  Perlakuan dan Perawatan Bibit
Induk patin yang hendak dipijahkan sebaiknya dipelihara dulu secara khusus didalam sangkar terapung. Selama pemeliharaan, induk ikan diberi makanan khususyang banyak mengandung protein. Upaya untuk memperoleh induk matang telur yang pernah dilakukan oleh Sub Balai Penelitian Perikanan Air Tawar Palembangadalah dengan memberikan makanan berbentuk gumpalan (pasta) dari bahan- bahan pembuat makanan ayam dengan komposisi tepung ikan 35%, dedak halus30%, menir beras 25%, tepung kedelai 10%, serta vitamin dan mineral 0,5%.Makanan diberikan lima hari dalam seminggu sebanyak 5% setiap hari dengan pembagian pagi hari 2,5% dan sore hari 2,5%. Selain itu, diberikan juga rucah duakali seminggu sebanyak 10% bobot ikan induk. Langkah ini dilakukan untuk mempercepat kematangan gonad. 

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About