Pengendalian Hama dan Penyakit
dengan Pestisida Nabati
Dampak
Negatif dari Penggunaan Pestisida Kimia
Petani
selama ini tergantung pada penggunaan pestisida kimia untuk mengendalikan hama
dan penyakit tanaman. Selain yang harganya mahal, pestisida kimia juga banyak
memiliki dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Dampak negatif
dari penggunaan pestisida kimia antara lain adalah:
- Hama menjadi kebal (resisten)
- Peledakan hama baru (resurjensi)
- Penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen
- Terbunuhnya musuh alami
- Pencemaran lingkungan oleh residu bahan kimia
- Kecelakaan bagi pengguna
Kira-kira
sudah berapa lama petani menggunakan pestisida kimia ini? Jadi bisa dibayangkan
sendiri akibatnya bagi tanah pertanian di Indonesia. Aku pernah melihat sendiri
bagaimana petani awam menggunakan pestisida kimia ini. Sungguh sangat
berlebihan. Ketika aku tanyakan padanya mengapa dia menggunakannya dengan dosis
sangat tinggi, jawabnya:”kalau tidak banyak ngak manjur”. Nah..lho…!!!!
Keunggulan
dan Kekurangan Pestisida Nabati
Alam
sebenarnya telah menyediakan bahan-bahan alami yang dapat dimanfaatkan untuk
menanggulangi serangan hama dan penyakit tanaman. Memang ada kelebihan dan
kekurangannya. Kira-kira ini kelebihan dan kekurangan pestisida nabati.
Kelebihan:
- Degradasi/penguraian yang cepat
oleh sinar matahari
- Memiliki pengaruh yang cepat,
yaitu menghentikan napsu makan serangga walaupun jarang menyebabkan
kematian
- Toksisitasnya umumnya rendah
terhadap hewan dan relative lebih aman pada manusia dan lingkungan
- Memiliki spectrum pengendalian
yang luas (racun lambung dan syaraf) dan bersifat selektif
- Dapat diandalkan untuk
mengatasi OPT yang telah kebal pada pestisida kimia
- Phitotoksitas rendah, yaitu
tidak meracuni dan merusak tanaman
- Murah dan mudah dibuat oleh petani
- Cepat terurai dan daya kerjanya
relatif lambat sehingga aplikasinya harus lebih sering
- Daya racunnya rendah (tidak
langsung mematikan bagi serangga)
- Produksinya belum dapat
dilakukan dalam jumlah besar karena keterbatasan bahan baku
- Kurang praktis
- Tidak tahan disimpan
Fungsi dari Pestisida Nabati
Pestisida
Nabati memiliki beberapa fungsi, antara lain:
- Repelan, yaitu menolak
kehadiran serangga. Misal: dengan bau yang menyengat
- Antifidan, mencegah serangga
memakan tanaman yang telah disemprot.
- Merusak perkembangan telur,
larva, dan pupa
- Menghambat reproduksi serangga
betina
- Racun syaraf
- Mengacaukan sistem hormone di
dalam tubuh serangga
- Atraktan, pemikat kehadiran
serangga yang dapat dipakai pada perangkap serangga
- Mengendalikan pertumbuhan
jamur/bakteri
Bahan dan Cara Umum Pengolahan
- Bahan mentah berbentuk tepung
(nimbi, kunyit, dll)
- Ekstrak tanaman/resin dengan
mengambil cairan metabolit sekunder dari bagian tanaman tertentu
- Bagian tanaman dibakar untuk
diambil abunya dan dipakai sebagai insektisida (serai, tembelekan/Lantana
camara)
Contoh beberapa tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai
pestisida nabati:
MIMBA
(Azadirachta indica)
Mengandung senyawa aktif azadirachtin, meliantriol, dan
salanin. Berbentuk tepung dari daun atau cairan minyak dari biji/buah. Efektif
mencegah makan (antifeedant) bagi serangga dan mencegah serangga mendekati
tanaman (repellent) dan bersifat sistemik. Mimba dapat membuat serangga mandul,
karena dapat mengganggu produksi hormone dan pertumbuhan serangga.
Mimba mempunyai spectrum yang luas, efektif untuk
mengendalikan serangga bertubuh lunak (200 spesies) antara lainL belalang,
thrips, ulat, kupu-kupu putih, dll. Disamping itu dapat juga untuk
mengendalikan jamur (fungisida) pada tahap preventif, menyebabkan spora jamur
gagal berkecambah. Jamur yang dikendalikan antara lain penyebab: embun tepung,
penyakit busuk, cacar daun/kudis, karat daun dan bercak daun. Dan mencegah
bakteri pada embun tepung (powdery mildew). Ekstrak mimba sebaiknya
disemprotkan pada tahap awal dari perkembangan serangga, disemprotkan pada dun,
disiramkan pada akar agar bisa diserap tanaman dan untuk mengendalikan serangga
di dalam tanah.
AKAR
TUBA (Deris eliptica)
Senyawa yang telah ditemukan antara lain adalah retenon.
Retenon dapat diekstrak menggunakan eter/aseton menghasilkan 2 – 4 % resin
rotenone, dibuat menjadi konsentrat air. Rotenon bekerja sebagai racun sel yang
sangat kuat (insektisida) dan sebagai antifeedant yang menyebabkan serangga
berhenti makan. Kematian serangga terjadi beberapa jam sampai beberapa hari
setelah terkenal rotenone. Rotenon dapat dicampur dengan piretrin/belerang.
Rotenon adalah racun kontak (tidak sistemik) berpspektrum luas dan sebagai
racun perut. Rotenon dapat digunakan sebagai moluskisida (untuk moluska),
insektisida (untuk serangga) dan akarisida (tungau).
TEMBAKAU
Senyawa yang dikandung adalah nikotin. Ternyata nikotin ini
tidak hanya racun untuk manusia, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk racun
serangga Daun tembakau kering mengandung 2 – 8 % nikotin. Nikotin merupakan
racun syaraf yang bereaksi cepat. Nikotin berperan sebagai racun kontak bagi
serangga seperti: ulat perusak daun, aphids, triphs, dan pengendali jamur (fungisida).
0 komentar:
Posting Komentar